Pupuk NPK Organik Cap Rumpun Bambu

Pupuk NPK Organik Cap Rumpun Bambu
Produksi KSU Karya Bangsa Berdikari

Sampel Pupuk

Sampel Pupuk
Sampel pupuk kemasan 50 kg

Sampel Pupuk

Sampel Pupuk
Bentuk tabur, Warna hitam kecoklat coklatan

05 February 2010

PELUANG USAHA UNIK: BERKEBUN ORGANIK

Kultur hidup sehat saat ini sekarang sudah menjadi tren. Paling tidak untuk kalangan menengah ke atas. Hal ini didasarkan kepada banyaknya komponen bahan makanan yang banyak mengandung bahan pengawet serta sayur mayur dan buah-buahan yang banyak menggunakan pestisida dan obat perangsang seperti pupuk kimia atau non organik. Berbanding lurus dengan kultur hidup sehat ini, di beberapa hypermarket besar telah menyediakan makanan organik. Dan seiring waktu, permintaan akan bahan makanan sehat ini semakin meningkat.
Tentu hal ini merupakan peluang bisnis yang menarik, terutama bagi mereka yang memiliki lahan pertanian. Bosan dengan menanam bahan makanan yang menggunakan pestisida dan pupuk non organik, mungkin tidak ada salahnya mencoba bisnis ini. Produknya pun dijual dengan harga di atas harga produk pertanian rata-rata. Dengan kata lain, tentu ini cukup menguntungkan, meskipun risiko dari bisnis ini juga cukup besar. Seperti gagal panen atau diserang hama. Untuk itu diperlukan persiapan-persiapan yang tepat agar hasil panen dari kebun organik kita bisa sukses dan sesuai dengan syarat sebagai makanan organik. Berikut adalah sejumlah prosedur yang harus ditaati bila ingin bertani organik, yang saya ambil dari tulisannya Ir. Memet Hakim, MM, Konsultan Pertanian Organik / Aspaindo Organik (lihat di http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/1205/08/cakrawala/lainnya03.htm) :
Lokasi
Lokasi harus bebas dari kontaminasi pupuk kimia dan pestisida kimia. Dalam hal lokasi, bertani organik boleh dilakukan di dalam rumah kaca/kassa (green house) atau di luar rumah kaca/kassa. Sedangkan yang tidak boleh dilakukan penentuan lokasi yang bisa mengganggu, merusak, atau bertentangan dengan lingkungan.
Pemupukan
Harus menggunakan pupuk organik, seperti kompos, pupuk alami (pupuk kandang, guano, limbah tanaman dll), abu, dan batuan alam (rock phosphat, kapur, dolomit ,dll). Meski demikian, masih dibolehkan menggunakan pupuk cair/mikroba asalkan tidak mengandung bahan kimia anorganik. Untuk mempertahan kesuburan dianjurkan memakai rotasi tanaman dan konsep konservasi tanah. Yang dilarang adalah menggunakan pupuk buatan/kimia. Selain itu, pemupukan tidak boleh memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Pupuk alami yang digunakan tidak boleh secara langsung, harus melalui proses dekomposisi dahulu.
Benih/bibit tanaman
Benih dan bibit tanaman yang digunakan harus sehat. Benih harus bebas dari pestisida kimia. Sedangkan bibit tanaman yang diberi perlakuan dengan pestisida kimia tidak dapat digunakan. Umumnya benih yang dijual di pasar menggunakan insektisida/fungisida. Karena pengaruhnya sangat sedikit, benih tersebut dapat digunakan. Bila memungkinkan, sebaiknya benih diproduksi sendiri. Bibit tanaman yang menggunakan insektisida atau fungisida tidak boleh digunakan. (Keterangan: benih adalah biji tanaman yang disiapkan untuk ditanam. Sedangkan bibit adalah benih yang sudah tumbuh atau bagian tanaman yang disiapkan untuk ditanam).
Penyemaian
Proses persemaian harus bebas dari pengaruh pupuk kimia, pestisida kimia, atau zat pengatur tumbuh (ZPT). Benih dapat ditanam langsung atau disemai terlebih dahulu. Tidak boleh menggunakan bahan kimia anorganik apa pun, termasuk zat pengatur tumbuh (ZPT).
Penanaman
Boleh ditanam di dalam rumah kaca/kassa atau ditanam di luar ruangan. Waktu tanam, jarak tanam, dll., sebaiknya dicatat secara tertib.
Pengairan
Air yang digunakan harus bebas dari pengaruh pupuk dan pestisida kimia. Harus didukung oleh sistem irigasi yang memadai. Air untuk penyiraman dapat menggunakan air limbah peternakan. Akan lebih baik lagi kalau air limbah peternakan tersebut dimatangkan terlebih dahulu. Dalam proses pengairan / penyiraman tidak boleh ada tambahan unsur hara yang berasal dari pupuk buatan/kimia.
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman berupa penyiangan harus secara fisik atau manual, penunasan, dan penjarangan tanpa bantuan bahan kimia. Penambahan bahan organik setelah tanam dapat dilakukan. Penggunaan plastik mulsa dan naungan boleh dilaksanakan Penggunaan bahan kimia berupa pupuk dan pestisida tidak boleh dilakukan. Perawatan tanaman tidak boleh berdampak negatif terhadap lingkungan
Pengendalian OPT
Perlindungan tanaman harus bebas dari penggunaan pestisida kimia. Harus menggunakan beberapa cara dalam melaksanakan Integrated Pest Control (pengendalian hama terpadu), antara lain mengatur aerasi, multiple cropping, rotasi tanaman, pengembangan predator, dll. Untuk menjaga agar hal ini benar-benar dilaksanakan, harus ada pelatihan secara periodik. Penggunaan cara pengendalian ini harus memenuhi "enam tepat" yakni tepat jenis, waktu, dosis, konsentrasi, cara, dan alat aplikasi.
Pengendalian hama diperbolehkan menggunakan insektisia biologis seperti B. thuringiensis atau insektisida yang terbuat dari bahan organik artifisial antara lain pyrethrum syntetic. Insektisida organik lainnya seperti ekstrak daun tembakau, mindi, bawang, dapat digunakan. Fungisida organik yang terbuat dari ekstrak kunir dll. dapat digunakan. Dianjurkan menggunakan varietas yang tahan penyakit seperti pada kentang penggunaan TPS (True Potatoes Seeds) akan lebih baik karena tidak memerlukan fungisida apapun. Dianjurkan menganalisis residu secara acak pada produksi yang dihasilkan.
Panen
Panen harus dilakukan secara mekanis atau manual. Hasil panen setelah dicuci (apabila perlu), harus dikering-anginkan sebelum dikemas. Waktu panen disesuaikan dengan kehendak konsumen. Tanaman yang dipanen sebaiknya ternaungi agar tidak cepat layu. Mengelompokkan hasil panen supaya seragam. Hasil sortiran dipisahkan tersendiri. Penggunaan herbisida atau ZPT tidak boleh dilakukan. Hasil panen yang masih kotor dan atau basah tidak boleh dikemas atau dimasukkan ke dalam kantong plastik, karena akan cepat busuk.
Pengemasan dan pelabelan
Bahan kemasan harus bebas dari bahan kimia. Label harus disesuaikan dengan grade tanaman organik, serta tulisan dan gambar tentang produk yang dikemas. Bahan kemasan harus tahan untuk angkutan jarak jauh apabila diperlukan. Bahan Kemasan harus dapat melindungi produk dari kerusakan fisik. Bahan kemasan sebaiknya bahan yang ramah lingkungan. Hindarkan kontak langsung lem pada selotip dengan hasil panen tersebut. Bentuk kemasan dirancang sesuai permintaan pasar. Ukuran kemasan disesuaikan dengan permintaan pasar dan ukuran produk. Produk yang telah dikemas dapat disimpan pada ruang an yang berpendingin dan mempuyai pengatur kelembaban relatif.
Tidak boleh menggunakan zat kimia untuk mengawetkan hasil panen, baik berupa gas, cair, atau padatan.
Penyimpanan bahan
Kemasan tidak boleh dicampur dengan bahan kimia atau bahan-bahan lain yang terlarang untuk tanaman organik. Waktu pengemasan tidak boleh dicampur atau digabungkan dengan pengemasan tanaman nonorganik.
Transportasi
Transportasi harus menggunakan mobil tertutup yang berpendingin. Suhu selama dalam angkutan harus disesuaikan dengan spesifikasi produk. Alat transportasi harus dipelihara sedemikian rupa sehingga tetap bersih dan dalam kondisi siap jalan. Dalam transportasi, sebaiknya menggunakan kontainer yang dapat ditumpuk sehingga daya angkutnya optimal. Dianjurkan agar produk yang telah dikemas secepatnya dikirim ke tujuan. Dalam transportasi tidak boleh dicampur dengan barang yang terlarang bagi tanaman organik.
Peralatan
Peralatan yang digunakan harus bebas dari kontaminasi terhadap bahan-bahan kimia. Peralatan sebaiknya dirawat dan dijaga dengan baik. Perlu ada buku perawatan peralatan. Kalibrasi peralatan secara periodik. Tidak boleh menggunakan alat-alat bekas pakai bahan- bahan yang terlarang bagi tanaman organik.
Penyimpanan produksi
Penyimpanan produksi harus dipisah tersendiri dalam ruangan yang tertutup. Ruang yang digunakan sebaiknya mempunyai fasilitas pendingin dan pengatur kelembapan relatif. Penyimpanan produk organik tidak boleh dicampur dengan bahan- bahan terlarang.
Penyimpanan pupuk
Pupuk organik harus terpisah penyimpanannya dari produksi. Waktu kedatangan dan pengeluaran sebaiknya FIFO, dan tercatat dengan tertib. Untuk menjaga kelangsungan usaha, stok pupuk organik tidak boleh kosong.
Standar mutu
Harus ada standar mutu yang jelas untuk setiap jenis produk tanaman. Standar mutu yang belum jelas dapat dibuat tersendiri oleh produsen. Standar mutu tidak boleh berubah-ubah.
Pelestarian lingkungan
Setiap langkah dalam mengusahakan tanaman organik, harus ada upaya pelestarian lingkungan. Setiap inovasi sebaiknya mengacu pada pelestarian lingkungan. Tidak boleh mengganggu atau berdampak negatif terhadap lingkungan.
Tenaga kerja
Tenaga kerja harus memenuhi peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Tenaga kerja dianjurkan memiliki keahlian, keterampilan dan kompetensi yang memadai, serta sebaiknya dipisahkan tersendiri.
Sanitasi lingkungan
Harus menyediakan tempat mencuci sayuran, toilet yang bersih. Melakukan sanitasi lingkungan secara intensif dan konsisten. Di dalam melakukan kegiatan sanitasi tidak boleh sampai mengganggu lingkungan.
Sertifikasi
Untuk kegiatan ekspor, sertifikasi harus ada. Sertifikasi sebaiknya dibuat untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. Walaupun telah terbit sertifikat, produksi yang diberi label organik tidak boleh diiisi yang non organik.
Formulir pengaduan
Harus disiapkan di setiap sales point, atau dicantumkan alamat, telefon yang menerima pengaduan. Pengaduan harus segera ditanggapi. Konsumen diizinkan melihat langsung proses penanaman tanaman organik setiap saat. Tidak boleh menolak jika ada inspeksi atau kunjungan dari luar yang ingin melihat langsung ke lapangan.
Pembinaan
Petani/pengusaha tani harus mau melakukan perubahan ke arah yang baik dan benar, sesuai dengan pengarahan pembina. Instansi pembina dapat melaksanakan pembinaan dan bimbingan agar proses menanam organik berjalan dengan baik dan benar, Tidak boleh menolak jika ada inspeksi langsung ke lapangan.
Well, bagi yang tertarik dengan usaha ini, Poin-poin di atas bisa menjadi prosedur baku yang harus ditaati. Selain itu, Anda harus punya hubungan yang baik dengan para distributor, karena bagaimanapun ujung tombak penjualan Anda berada di tangan mereka. Untuk itu, sesuai dengan hukum manajemen pemasaran, kualitas produk tetap menjadi hal utama. Karena toh bisnis ini tidak ada bedanya dengan bisnis-bisnis yang lain.

Beras Organik

APA ITU BERAS ORGANIK
Beras organik adalah beras yang ditanam di tanah yang ramah lingkungan,100% tidak menggunakan pestisida kimia.

  • Lokasi lahan harus jauh dari polusi, misalnya : asap knalpot motor, limbah pabrik dll.
  • Sistem pengairan harus baik, tidak boleh bercampur dengan lahan pertanian yang belum organic (masih menggunakan pestisida).
  • Countur tanah Terasiring.
  • Lahan-lahan pertanian yang berada di sekitarnya tidak boleh menggunakan pestisida.


KELEBIHAN DARI  BERAS  ORGANIK :
1. Beras tidak berbau.
2. Bersih, licin, putih
3. Rasanya gurih.
4. Tidak cepat basi dalam 48 jam.
5. Kualitas lebih baik dari beras import lainnya.
6. Bila di konsumsi akan cepat kenyang.

CABE ORGANIKPUN LARIS MANIS

Bagaimana menanam cabe yang baik?

Secara umum bila ingin tidak hanya sekedar menanam , namun menanam dengan berharap meperoleh hasil secara ekonomis dan dalam skala komersial , sangat perlu mempertimbangkan yang intinya ada di Sarana & prasarana pertaniannya memadai. Beberapa hal perlu diperhatikan :
1. Bibit yang berkualitas
2. Nutrisi/ pupuk seimbang (minimal mengandung 13 unsur hara esensial)
3. Penggunaan secara preventive untuk Hama Pengganggu Tanaman
4. Teknologi budidaya cabai yang sudah teruji. Pengolahan tanah yang mencakup kesehatan tanah , pembibitan, hingga kesehatan dan perawatan tanaman.
5. Sumber Daya Manusia yang memadai.

Untuk tanah merah ?
Yang harus dilakukan pada saat awal adalah : tes/ uji kadar keasaman tanahnya dengan PH tester baik yang digital maupun manual. Mengapa ini penting ? Silahkan diperhatikan materi berikut ini :

Pengertian Dasar
Tanah masam adalah tanah ber-pH rendah (pH dibawah 6), semakin rendah pH tanahnya maka semakin ekstrim kemasamannya.

Kendala Tanah Masam
1. Unsur hara makro (terutama N,P,K,Ca,Mg) tidak tersedia dalam jumlah cukup, efektifitas dan efisiensi pemupukan makro (urea, TSP, KCl) juga rendah.
2. Beberapa unsur (terutama Al dan Fe) tersedia berlebih sehingga sering meracun pada tanaman.
3. Menghambat perkembangan mikroorganisme tanah.

Pengapuran untuk Meningkatkan pH Tanah
Perbaikan pH tanah bisa diakatakan menyelesaikan 50% masalah kesuburan tanah. Salah satu cara meningkatkan pH tanah dengan pengapuran menggunakan kapur pertanian (kaptan) atau dolomit. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Idealnya paling lambat pengapuran dilakukan 2 minggu sebelum tanam, karena bahan kapur termasuk bahan yang lambat bereaksi dengan tanah.
2. Setelah pengapuran sebaiknya tanah dicangkul (dibajak) agar kapur bisa merata masuk dekat zona perakaran.
3. Pengairan setelah pengapuran sangat diperlukan.
4. Peningkatan pH tidak bisa terjadi seketika, melainkan pelan dan bertahap.
5. Dosis kapur disesuaikan pH tanahnya, tetapi sebagai pedoman praktis dosis berkisar 500 kg/Ha 2 ton/Ha.

Catatan
Dolomit juga harus secara rutin digunakan pada tanah pH normal, karena unsur Ca dan Mg pada dolomit sangat dibutuhkan tanaman.


Pengertian Dasar
Tanah masam adalah tanah ber-pH rendah (pH dibawah 6), semakin rendah pH tanahnya maka semakin ekstrim kemasamannya.

Kendala Tanah Masam
1. Unsur hara makro (terutama N,P,K,Ca,Mg) tidak tersedia dalam jumlah cukup, efektifitas dan efisiensi pemupukan makro (urea, TSP, KCl) juga rendah.
2. Beberapa unsur (terutama Al dan Fe) tersedia berlebih sehingga sering meracun pada tanaman.
3. Menghambat perkembangan mikroorganisme tanah.

Pengapuran untuk Meningkatkan pH Tanah
Perbaikan pH tanah bisa diakatakan menyelesaikan 50% masalah kesuburan tanah. Salah satu cara meningkatkan pH tanah dengan pengapuran menggunakan kapur pertanian (kaptan) atau dolomit. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Idealnya paling lambat pengapuran dilakukan 2 minggu sebelum tanam, karena bahan kapur termasuk bahan yang lambat bereaksi dengan tanah.
2. Setelah pengapuran sebaiknya tanah dicangkul (dibajak) agar kapur bisa merata masuk dekat zona perakaran.
3. Pengairan setelah pengapuran sangat diperlukan.
4. Peningkatan pH tidak bisa terjadi seketika, melainkan pelan dan bertahap.
5. Dosis kapur disesuaikan pH tanahnya, tetapi sebagai pedoman praktis dosis berkisar 500 kg/Ha 2 ton/Ha.

Catatan
Dolomit juga harus secara rutin digunakan pada tanah pH normal, karena unsur Ca dan Mg pada dolomit sangat dibutuhkan tanaman.

Reaksi Tanah (PH Tanah)

pH dapat didefinisikan sebagai kemasaman atau kebasaan relatif dari suatu bahan. Skala pH mencakup dari nilai 0 (nol) sampai 14. pH dikatakan netral apabila memiliki nilai 7, asam apabila dibawah 7, dan basa apabila nilai diatas 7 pH dapat dipengaruhi oleh dekomposisi bahan organik, bahan induk, pengandapan, vegetasi alami, kedalaman tanah, dan penggenangan.Telah ditandai bahwa pH tertentu cenderung dikaitkan dengan suatu kumpulan bagian kondisi tanah. Tanah dengan pH 8 dan diatasnya biasanya didominasi oleh hidrolisa karbonat dan mereka terutama dikembangkan dari bahan induk yang berkapur. Pelapukan dan pencucian berlangsung minimal. hidrolisis karbonat dan untuk mengurangi perluasan hidrolisa basa dapat ditukar, mengendalikan pH pada beberapa Entisol muda dan Inceptisol, tanah dengan regim kelembaban tanah ridik, ridisol dan beberapa vertisol, dimana kandungan liat yang menggembung yang tinggi menghambat pemindahan basa dalam karbonat melalui pencucian.

Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH nya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah, sedang tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH nya dengan penambahan belerang Walaupun pH tanah bukan merupakan sifat morfologi tanah, tetapi pengukuran di lapang sering dilakukan dengan cara sederhana. Pengukuran pH tanah dapat memberi keterangan tentang hal-hal sebagai berikut, yaitu kebutuhan kapur, respon tanah, dan proses kimia yang mungkin berlangsung dalam proses pembentukan tanah yang pada umumnya berhubungan dengan reaksi tanah yang menyatakan keadaan unsur basa dalam tanah. Tanah asam banyak mengandung ion H+ yang dapat ditukar. Sedangkan, tanah alkali kaya akan unsur-unsur basa yang dapat ditukar. Ukuran pH tanah hanya merupakan ukuran intensitas keasaman tanah dan bukan kapasitas jumlah unsur .


Terdapat dua jenis reaksi tanah atau kemasaman tanah, yakni kernasaman (reaksi tanah) aktif dan potensial. Reaksi tanah aktif ialah yang diukurnya konsentrasi hidrogen yang terdapat bebas dalam larutan tanah. Reaksi tanah inilah yang diukur pada pemakaiannya sehari hari. Reaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat tukar baik yang terjerap oleh kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam larutan 


Kenapa kadar PH tanah yang tinggi bisa mengakibatkan keracunan bagi tanaman?

pH tanah menunjukkan sifat keasaman dan alkalinitas tanah, dengan menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam tanah. Semakin tinggi kadar H+ dalam tanah semakin masam tanah tersebut. pH tanah berkisar antara 0 – 14 dengan pH 7 disebut sebagai pH netral, kurang dari 7 disebut dengan masam dan lebih dari 7 disebut dengan alkalis.

Bila tanah terlalu asam atau terlalu basa maka tanaman akan tumbuh kurang sempurna sekalipun masih bisa tumbuh dan menghasilkan buah. Ketersediaan unsur hara makro di dalam tanah ini sedikit sedangkan hara mikro seperti Besi dan Aluminium tinggi.Hal ini mengakibatkan tanaman kekurangan hara dan keracunan.

Salah satu upaya yang ditempuh dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki lahan masam adalah dengan menurunkan keasaman dan meningkatkan kejenuhan basa yang diperoleh dengan pemberian kapur serta pemupukan. Dengan adanya peningkatan kejenuhan basa,maka pH tanah naik dan unsur hara relatif lebih mudah tersedia.