Pupuk NPK Organik Cap Rumpun Bambu

Pupuk NPK Organik Cap Rumpun Bambu
Produksi KSU Karya Bangsa Berdikari

Sampel Pupuk

Sampel Pupuk
Sampel pupuk kemasan 50 kg

Sampel Pupuk

Sampel Pupuk
Bentuk tabur, Warna hitam kecoklat coklatan

25 May 2010

BROSUR

BROSUR

Kopi Organik Gayo: Aromanya Memikat Dunia


Udara dingin menyambut kedatangan kami saat mendarat di bandara Rembele Bener Meriah-Aceh setelah menempuh penerbangan selama 1 jam dari Medan. Sejauh mata memandang, terlihat perkebunan kopi yang terhampar di pegunungan di Tanah Gayo ini. Kopi menjadi sumber pendapatan utama masyarakat Aceh Tengah dan Bener Meriah. Perputaran uang dari kopi di kawasan ini diperkirakan mencapai lebih dari satu trilyun rupiah setahunnya.

Salah satu pesona tanah Gayo ini adalah Danau Laut Tawar yang terletak di kota Takengon, ibu kota propinsi Aceh Tengah, yang juga merupakan sentra kegiatan ekonomi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Untuk mencapai kota ini, terdapat dua alternatif cara, yaitu melalui jalan darat selama 8-10 jam dan melalui udara selama 1 jam, keduanya ditempuh dari Banda Aceh atau Medan.

Selain keindahan alamnya dan keramahan masyarakat Gayo yang berbaur dengan masyarakat keturunan Jawa dan Aceh, aroma kopi arabika Gayo juga menarik investor nasional dan internasional untuk berusaha ke sana. Sebut saja PT. Indo CafCo (Ecom Group-Perancis), PT. Sarimakmur Tunggal Mandiri, PT. Menakom, Forestrade (AS), yang berkantor di Medan dan Padang. Perusahaan-perusahaan ini merupakan pemasok kopi ke pasar dunia, seperti Starbucks, Utz Kapeh dan pasar fair trade.

Lokasinya yang berada di ketinggian di atas 1.100 meter dpl, menjadikan tempat ini cocok untuk perkebunan kopi arabika. Pantas saja, bila kopi Gayo masuk dalam peta kopi arabika dunia, termasuk kopi organik.

Dibudidayakan Secara Tradisional

Perkebunan kopi organik milik rakyat berada di lereng-lereng bukit yang terjal, ditanam secara tumpangsari dengan tanaman lamtoro, jeruk, dan alpukat sebagai tanaman peneduh dan pencegah erosi. Usia rata-rata tanaman kopi berkisar 10 tahun, bahkan banyak juga yang berusia lebih dari 30 tahun. Tanaman kopi arabika didominasi oleh jenis Ateng, Timtim dan Jember. “Lamtoro baik untuk tanaman kopi. Akarnya membantu kesuburan tanah dan mencegah erosi. Kalau daunnya baik bagi peneduh tanaman kopi,” ucap Suwari, petani kopi di Bukit Mulie Timang Gajah Bener Meriah. “Selain sebagai peneduh, jeruk dan alpukat bisa buat celengan di musim paceklik kopi, dan dijual di pasar lokal,” tambahnya.

Bulan Juni hingga Agustus merupakan musim paceklik kopi, dan produksi kopi menurun drastis. “Di musim paceklik, saya bisa memperoleh 3 kaleng gabah (parchment) kopi dalam 15 hari. Tapi kalau pas panen raya, bisa memperoleh 40 kaleng gabah dalam 15 hari,” tambah Julmansyah yang memiliki sekitar 2000 pohon kopi diluas lahan 1 ha miliknya. Satu kaleng gabah kopi setara dengan 10 bambu atau 11 kg gabah. Umumnya petani menggunakan satu bambo (1 bambu=1,1-1,2kg) atau kaleng.

Panen raya biasa terjadi pada bulan September hingga Desember setiap tahunnya. Bulan Januari hingga Mei, petani tetap panen meskipun jumlahnya tidak sebesar panen raya. Harga kopi di tingkat petani mengikuti harga dunia yang dipatok dengan dolar. “Saat krisis tahun 1997- 1998, petani di sini makmur - makmur. Saat itu, tiap petani mampu membelikan kereta (motor-red) buat anak-anaknya,” menurut Heri yang merupakan rekan Julmansyah dan Suwari menjelaskan. Saat ini harga kopi berkisar Rp.9.000-10.500/bambo gabah kopi di tingkat petani. Sementara biji kopi di tingkat pengumpul mencapai harga Rp. 18.000- 19,500/kg dengan kadar air 18%.

Budidaya kopi rakyat dilakukan turun temurun. Mengikuti model perkebunan Belanda, jarak tanam antara tanaman kopi sekitar 2-3 meter, di bawah naungan lamtoro yang berjarak antara 10 meter. Semakin berlereng, jarak tanaman lamtoro semakin rapat untuk mencegah erosi. Dan setiap pangkal batang kopi terdapat lubang yang berjarak sekitar 0,5 meter (petani setempat menyebutnya “lubang angin”-red) untuk mengkomposkan daun-daun, gulma dan kulit kopi yang telah busuk, bahkan kotoran ternak. “Lubang angin dibuat agar kompos yang kita buat 'gak lari terbawa air, tetapi tertahan di lubang angin dekat tanaman kopi yang berada lebih miring di bawahnya,” jelas Suwari .

“Kalau ada jamur batang atau penggerek batang, biasanya kita pangkas batang kopi yang terkena penyakit. Payahnya kalau tanaman kopi terkena penyakit jamur akar, petani 'gak ada pilihan selain mencabutnya dan mengganti dengan tanaman baru,” kata Sumiran, petani sekaligus koordinator ICS (Internal Control System) PT. Indo
CafCo-Bonkawan di Bukit Mulie, Timang Gajah kabupaten Bener Meriah.

Banyak sekali hewan- hewan yang dapat ditemukan di kebun-kebun petani. “Selain burung, banyak ditemukan musang, tupai, labalaba, kadal, ular, dan monyet. Babi biasanya muncul menjelang magrib dan malam hari. Babi senang menggali tanah di bawah tanaman kopi, kadang membuat tanah longsor. Tetapi beberapa petani juga senang kebunnya kedatangan babi, karena membantu kesuburan tanah,” tambah Sumiran. “Buah yang berlubang yang didalamnya ada kutu hitam membuat biji kopi rusak dan susut beratnya. Penyakit ini yang susah diatasi petani,” kata Sumiran menjelaskan serangan penyakit Penggerek Buah Kopi (PBKo) yang disebabkan oleh kumbang (Hypothenemus hampei).

Dari hasil pengamatan di lapangan, ada beberapa petani yang sudah mulai menggunakan perangkap (trap) berwarna merah yang dilumuri lem (mengandung hormon seksual serangga-feromon) sehingga kumbang tertarik dan terperangkap ke alat tersebut. “Petani membiarkan buah yang berlubang. Buah tersebut akan tetap memerah dan dikutip (dipetik-red) seperti buah kopi yang masak. Buah yang berlubang dipisahkan saat pencucian gabah setelah digiling. Biasanya, buah yang berlubang hitam itu akan mengambang bila dicuci, lalu dipisahkan,” jelas M. Salam, petani di Desa Mude Benara Timang Gajah.

Saat panen raya, dari pagi hingga sore hari jemuran biji kopi memenuhi jalan-jalan desa dan halaman rumah atau mesjid. Petani sudah meninggalkan menjemur biji kopi tanpa dialasi. Mereka menggunakan terpal untuk penjemuran. Sementara di kebun-kebun kopi nampak kesibukan para pemetik kopi dan pemilik kebun memetik dan mengangkut buah kopi dari lahan. “Sulit mencari pekerja saat panen raya kopi, semua orang sibuk dengan kebunnya masingmasing,” kata M. Salam. Masyarakat Aceh Tengah dan Bener Meriah minimal memiliki 0,5 ha kebun kopi, sehingga pada siang hari saat panen raya, sulit menjumpai petani di rumah.

Dari Kebun ke Segelas Kopi

Buah-buah kopi yang masak dipetik di lahan. Kadang di lereng bukit yang curam, pemetik kopi dengan lincah berpindah dari satu batang kopi ke batang lainnya. Lahan-lahan kopi organik umumnya berada di perbukitan terjal, berjarak sekitar 1-2 km dari perkampungan. Banyak kebunkebun tersebut tidak dapat dilewati oleh motor, sehingga petani harus memanggul buah kopi hingga ke jalan raya terdekat, kemudian baru di angkut dengan motor menuju rumah.

Untuk memisahkan kulit kopi dari bijinya, kopi digiling terlebih dahulu, Hampir setiap rumah di tanah Gayo ini memiliki penggilingan kopi baik yang digerakan oleh dinamo atau tenaga manusia. Setelah terpisah dari kulitnya, biji kopi masih banyak mengandung lendir, maka biji-biji kopi tersebut harus dicuci dengan air berulang kali hingga lendirnya hilang. Kemudian biji kopi tersebut di jemur selama 1-2 hari dalam cuaca panas terik hingga mencapai kadar air 18%-20% (gabah). Setelah kering, barulah biji-biji kopi tersebut disangrai (digoreng tanpa minyak) lalu ditumbuk atau digiling sampai halus hingga menjadi bubuk. Bubuk kopi inilah yang siap untuk diseduh dan dinikmati.

Kadar kafein kopi robusta dua kali lipat lebih tinggi disbanding kopi arabika, namun orang Indonesia lebih menyukai kopi robusta ketimbang kopi arabika. Kata penikmat kopi, rasanya lebih pas. Oleh sebab itu maka kopi arabika yang dibuat untuk konsumsi rumah tangga di Tanah Gayo, biasanya dicampur dengan kopi robusta.

Bila kopi untuk ekspor, petani menjual biji kopi (gabah) ke pengumpul yang berada di tiap desa. Lalu gabah tersebut dikeringkan kembali di bawah sinar matahari hingga kadar airnya 15-18%. Kopi berkadar air sebesar ini siap dijual ke pengumpul besar untuk dikeringkan hingga berkadar air kurang dari 13 persen. Lalu biji kopi di-huller, di-sortir dan dikemas untuk siap ekspor. Biji kopi inilah yang diolah

ACEH BAKAL JADI SENTRA KAKAO ORGANIK




Banda Aceh ( Berita ) : Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) akan menjadi sentra produksi kakao organik terkait dengan pembentuk Asosiasi Petani Kakao Organik (APKO) di daerah tersebut.
“Communication Officer” APED, Saiful Bahri di Banda Aceh, Senin [16/03] , menyatakan, wadah APKO tersebut diharapkan Aceh bakal menjadi sentra kakao organik di Indonesia.
Pembentukan wadah APKO dilakukan Lembaga kerja sama Indonesia dan Jerman (GTZ) bekerja sama dengan Aceh Partnerships for Economic Development (APED). GTZ dan APED kini telah membina kelompok petani kakao di Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya, dengan membentuk APKO yang kini beranggotakan 232 petani.
“Sekarang ini sedang dibina dan pembentukan APKO di Kabupaten Pidie, Aceh Utara, dan Kabupaten Bireuen dengan melibatkan anggota sekitar 3.800 petani,” katanya.
Ia menyebutkan, dipilihnya empat kabupaten tersebut karena selama ini daerah itu merupakan sentra produksi kakao di Aceh. “Kita harapkan di seluruh kabupaten yang memiliki lahan kakao akan dibentuk APKO, sehingga mutunya dapat lebih ditingkatkan,” ujarnya.
GTZ dan APED juga berperan membuka jaringan ke pasar internasional dan pengupayakan adanya sertifikat organik kakao. Kerja sama GZ dan APED telah berhasil menyediakan kakao organik sebanyak 12,5 ton dan juga telah mendapatkan pembeli internasional dari Jerman, Austria, dan Newzeland. Saiful menyatakan, untuk membantu peningkatan mutu kakao petani, GTZ juga membantu pengolahan biji kakao di Kabupaten Pidie Jaya.
Ia menyatakan, mutu kakao Aceh di pasaran internasional masih dipandang sebelah mata, karena mutunya kurang baik, akibat proses pengeringannya masih tradisional.
Padahal, kakao yang bermutu harus melalui proses fermentasi, sementara biji coklat dari Aceh tidak sama sekali, sehingga harganya dibawah standar.
“Dengan adanya bantuan peralatan itu, proses pengeringan biji coklat dari Aceh sudah melalui proses fermentasi, sehingga mutunya bisa disejajarkan dengan negara lain,” kata Saiful Bahri. ( ant )

PERAN LEMBAGA MITRA TANI ORGANIK DALAM PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN ORGANI

I. PENDAHULUAN
Salah satu upaya peningkatan produksi pertanian yang dilaksanakan dewasa ini adalah melalui program intensifikasi yaitu upaya peningkatan produksi melalui tehnik peningkatan produksi persatuan luas. Adapun pola tersebut melibatkan kegiatan sapta usaha diantaranya pengolahan tanah yang baik, penggunaan benih bermutu, pemupukan yang berimbang, pengendalian hama dan penyakit, pemeliharaan dan penanganan pasca panen yang tepat dan benar. Permasalahan yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi diantaranya sering terbatasnya penyediaan faktor produksi seperti pupuk yang sulit didapat, pestisida yang relative mahal disamping ekosistim yang terus tergangggu. Pemahaman akan bahaya bahan kimia sintetis dalam waktu yang lama mulai disadari sehingga perlu alternative dalam bercocok tanam yang mampu menghasilkan produksi yang tinggi, bebas dari pencemaran kimia sintetis serta menjaga lingkungan yang lebih sehat. Trend pertanian organik di Indonesia, mulai diperkenalkan oleh beberapa petani yang sudah mapan dan memahami keunggulan sistim pertanian organik tersebut. Beberapa ekspatriat yang sudah lama hidup di Indonesia, memiliki lahan yang luas dan ikut membantu mengembangkan aliran pertanian organik tersebut ke penduduk di sekitarnya. Kemudian beberapa kalangan atas yang memiliki hoby bercocok tanam juga sekarang beramai-ramai mulai membenahi lahan luas yang dimiliki mereka dan mempekerjakan penduduk sekitarnya sekaligus alih teknologi. Disamping itu banyak lembaga non pemerintah (NGO) yang bertujuan mengembangkan sistim pertanian organik di Indonesia melalui pembinaan sumberdaya manusia ataupun bertujuan menggapai pasar organik didalam dan luar negri.Lembaga Mtra Tani organik sesuai dengan visi dan misinya bekerjasama dengan masyarakat tani, pemerhati lingkungan dan kalangan pemerintah untuk mengembangkan berbagai strategi dalam upaya menghasilkan produk – produk organik serta upaya peningkatan pendapatan masyarakat.
II. PENGERTIAN PERTANIAN ORGANIK
Sebenarnya apa itu pertanian organik, dan mengapa produk organik tersebut bisa menjadi tidak terjangkau oleh masyarakat kita sendiri apalagi oleh petani. Dan mungkinkah sistim pertanian organik ini dapat menjadi salah satu pilihan dalam rangka ketahanan pangan dan sustainabilitas lahan pertanian di Indonesia. Cikal bakal pertanian organik sudah sejak lama kita kenal, saat itu semuanya dilakukan secara tradisonal dan menggunakan bahan-bahan alamiah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pertanian dan ledakan populasi manusia maka kebutuhan pangan juga meningkat. Saat itu revolusi hijau di Indonesia memberikan hasil yang signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan pangan. Dimana penggunaan pupuk kimia sintetis, penanaman varietas unggul berproduksi tinggi (high yield variety), penggunaan pestisida, intensifikasi lahan dan lainnya mengalami peningkatan. Pencemaran pupuk kimia, pestisida dan lainnya akibat kelebihan pemakaian, berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan serta kesehatan manusia. Pemahaman akan bahaya bahan kimia sintetis dalam jangka waktu lama mulai disadari sehingga dicari alternatif bercocok tanam yang dapat menghasilkan produk yang bebas dari cemaran bahan kimia sintetis serta menjaga lingkungan yang lebih sehat. Sejak itulah mulai dilirik kembali cara pertanian alamiah (back to nature). Pertanian organik modern sangat berbeda dengan pertanian alamiah di jaman dulu. Dalam pertanian organik modern dibutuhkan teknologi bercocok tanam, penyediaan pupuk organik, pengendalian hama dan penyakit menggunakan agen hayati atau mikroba serta manajemen yang baik untuk kesuksesan pertanian organik tersebut. Pertanian organik di definisikan sebagai “sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Lebih lanjut IFOAM (International Federation of Organik Agriculture Movements) menjelaskan pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah.
III. PERMASALAHAN SEPUTAR PERTANIAN ORGANIK
a. Penyediaan pupuk organik
Permasalahan pertanian organik di Indonesia sejalan dengan perkembangan pertanian organik itu sendiri. Pertanian organik mutlak memerlukan pupuk organik sebagai sumber hara utama. Dalam sistem pertanian organik, ketersediaan hara bagi tanaman harus berasal dari pupuk organik. Padahal dalam pupuk organik tersebut kandungan hara per satuan berat kering bahan jauh dibawah realis hara yang dihasilkan oleh pupuk anorganik, seperti Urea, TSP dan KCl.
b. Teknologi pendukung
Setelah masalah penyediaan pupuk organik, masalah utama yang lain adalah teknologi budidaya pertanian organik itu sendiri. Teknik bercocok tanam yang benar seperti pemilihan rotasi tanaman dengan mempertimbangkan efek allelopati dan pemutusan siklus hidup hama perlu diketahui. Pengetahuan akan tanaman yang dapat menyumbangkan hara tanaman seperti legum sebagai tanaman penyumbang Nitrogen dan unsur hara lainnya sangatlah membantu untuk kelestarian lahan pertanian organik. Selain itu teknologi pencegahan hama dan penyakit juga sangat diperlukan, terutama pada pembudidayaan pertanian organik di musim hujan.
c. Pemasaran
Pemasaran produk organik didalam negeri sampai saat ini hanyalah berdasarkan kepercayaan kedua belah pihak, konsumen dan produsen. Sedangkan untuk pemasaran keluar negeri, produk organik Indonesia masih sulit menembus pasar internasional meskipun sudah ada beberapa pengusaha yang pernah menembus pasar international tersebut. Kendala utama adalah sertifikasi produk oleh suatu badan sertifikasi yang sesuai standar suatu negara yang akan di tuju. Akibat keterbatasan sarana dan prasarana terutama terkait dengan standar mutu produk, sebagian besar produk pertanian organik tersebut berbalik memenuhi pasar dalam negeri yang masih memiliki pangsa pasar cukup luas. Yang banyak terjadi adalah masing-masing melabel produknya sebagai produk organik, namun kenyataannya banyak yang masih mencampur pupuk organik dengan pupuk kimia serta menggunakan sedikit pestisida. Petani yang benar-benar melaksanakan pertanian organik tentu saja akan merugi dalam hal ini.
Lembaga Mitra Tani Organik di bentuk berdasarkan pengamatan atas beberapa aspek :
· Lingkungan
Selama beberapa dasawarsa ini telah terjadi pergeseran pola dan system tanam pada masyarakat petani kita, sehingga terjadi perubahan dan kerusakan lingkungan yang bersifat global, tidak hanya pada tanah tetapi juga pada air dan udara.· KesehatanAkibat perubahan lingkungan , berdampak pula pada kesehatan manusia dimana daya tahan manusia terhadap penyakit semakin menurun, dan timbul jenis – jenis bakteri dan virus yang baru dan daya tahan bakteri dan virus baru tersebut relative meningkat terhadap obat.
· Keadilan dan Perlindungan
Kalau dibandingkan dengan zaman dahulu , zaman sekarang terjadi penurunan terhadap kwalitas maupun kwantitas terhadap hasil dari tanaman, sehingga menimbulkan dampak terhadap pendapatan dari para petani, dimana terjadi peningkatan modal tapi tidak disertai dengan hasil yang memadai. Munculnya strain baru hama dan penyakit dari tanaman.
· Finansial
Selama ini kita melihat keuntungan dari hasil panen petani tidak seluruhnya diterima oleh petani, hanya sekitar 20% – 30% hasil dari panen, yang lain menghilang begitu saja, hal ini diakibatkan oleh kurangnya modal para petani . Kurangnya bantuan berupa modal dan tehnologi dari pemerintah maupun kredit Bank..
Dari hasil pengamatan terhadap keempat hal diatas, kita dapat menyimpulkan apa penyebab perubahan semua itu, yaitu pengolahan lahan yang tidak sesuai dengan ketentuan, pemakaian pupuk dan penggunaan pestisida kimia yang tidak sesuai prosedur, kurang pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.Akibat terjadinya perubahan lingkungan yang extrim terjadi pula perubahan pada kehidupan sosial pada masyarakat, kami dari Lembaga Mitra Tani Organik (LMTO) mengajak element masyarakat yang mempunyai visi , misi dan inovasi atas kepedulian terhadap lingkungan bergabung dan bekerja bersama untuk mengembangkan sebuah rencana jangka panjang bagi perbaikan lingkungan dan masyarakat.
VISI DAN MISI
Visi Lemba Mitra Tani Organik selalu mengedepankan lingkungan yang berkelanjutan dengan menyertakan regenerasi dari pemanfaatan ekosistem sebagai produk yang nantinya akan menggantikan produk produk kimia. Misi Lemba Mitra Tani Organik bekerjasama dengan Pemuka Masyarakat, LSM, Pemerhati Lingkungan dan kalangan Pemerintah untuk mengembangkan berbagai strategi.
PROGRAM
Program Jangka Pendek,
· Membudayakan petani agar bercocok tanam secara organik dan ramah lingkungan dengan pemakaian pupuk dan pestisida organik.
· Memberikan ilmu pengetahuan tentang pelestarian lingkungan dan bahaya kerusakan lingkungan.
· Memberikan bantuan berupa bibit dan pupuk dengan pembayaran setelah panen.
· Membentuk suatu jaringan dengan system pembinaan terhadap kelompok tani.
Program Jangka Panjang,
· Meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan produksi dan atau mutu hasil panen.
· Menciptakan metoda pertanian yang ramah lingkungan.
· Menghasilkan produk pertanian organik, mempunyai nilai jual lebih baik serta memberi manfaat kepada kesehatan masyarakat banyak.
· Mengurangi pengangguran dengan cara memperdayakan masyarakat sekitar untuk dapat mengelola pertanian secara berkesinambungan.
· Mengajak masyarakat , LSM peduli lingkungan dan pemerintah bersama – sama membantu petani agar dapat terbebas dari masalah yang selama ini terjadi.
· Membantu Pemerintah dalam hal swasembada pangan dan meningkat ketahanan pangan nasional.
· Mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan bahan kimia.
DUKUNGAN
Sejauh ini pertanian organik disambut oleh banyak kalangan masyarakat, meskipun dengan pemahaman yang berbeda. Berdasarkan survey ke lahan petani di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dilakukan Balai Penelitian Tanah, berbeda pemahaman tentang pertanian organik di beberapa petani tergantung pada informasi yang sampai ke petani. Petani di Jawa Barat lebih maju karena mereka umumnya petani yang sudah mapan, dan yang dikembangkan komoditi sayuran serta buah-buahan. Sedangkan di Jawa Tengah, selain buah-buahan seperti Salak juga mulai dikembangkan padi organik. Dalam hal ini Pemda Jateng mendukung sepenuhnya petani yang mau menanam padi secara organik, antara lain dengan cara membeli produksi petani sampai produksinya stabil dan petani bisa mandiri. Seperti contoh, kabupaten Sragen di Jawa Tengah mencanangkan gerakan Sragen Organik. Sedangkan di Jawa Timur, umumnya berkembang kebun buahan organik seperti apel organik. Terlepas dari apakah itu benar-benar sudah merupakan produk organik ataukah belum, sebagaimana akan dibahas nanti, perkembangan pertanian organik ini perlu mendapat arahan dan perhatian serius pemerintah.
HARAPAN DAN TUJUAN
· Munculnya kelompok pertanian organik dimana kelompok ini nantinya sangat mengerti dan memperhatikan masalah lingkungan.
· Menciptakan produk pertanian organik yang harganya cukup memadai di pasaran dan dianggap komoditas strategis untuk ketahanan pangan nasional.
· Menjadikan pertanian organik sebagai suatu industri yang sangat layak untuk diperhatikan , dan bermanfaat bagi lingkungan untuk menjaga keseimbangan alam.
· Menciptakan tempat pemasaran produk organik disetiap daerah agar masyarakat nantinya mendapatkan produk pertanian organik yang terjangkau serta bermanfaat bagi kesehatan.
· Menciptakan lingkungan yang sehat serta berdampak kepada masyarakat yang sehat dan makmur.

PUPUK ORGANIK CAP RUMPUN BAMBU MEMBUAT HASIL KOPI MELIMPAH




Nama : M. NURMAN
Alamat : Desa Kute Lintang
Kecamatan : Pegasing
Kabupaten : Aceh Tengah
Kabupaten : Nanggroe Aceh Darussalam
Pekerjaan : Internal Control System di PT. MANDHELING HIJAU LESTARI

"Saya menggunakan pupuk NPK ORGANIK LENGKAP Cap RUMPUN BAMBU pertama kali pada tanaman kopi. Awalnya saya mencoba untuk lahan seluas 1 hektar. Saya menggunakan pupuk organik ini tanpa ada campuran pupuk lain dan cara pemakaiannya juga sangat mudah tinggal ditaburkan pada tanaman sesuai dosis, pemupukan dilakukan pada pagi dan sore hari. Setelah saya amati dari mulai pemakaian pupuk sampai pada jangka waktu satu bulan ternyata banyak sekali perubahan yang maksimal yang tidak saya temukan pada pupuk kimia atau pupuk lain. Pertumbuhan tanaman kopi saya tumbuh subur, warna daun lebih hijau dan banyak tumbuh cabang dan bunga, tentunya ini memberikan dampak positif terhadap jumlah panen yang tinggi disaat musim panen tiba.

Setelah beberapa minggu dilakukan pemupukan NPK Cap Rumpun Bambu ini ternyata memang memberikan hasil yang berbeda, secara kasat mata tampak warnanya lebih cerah walaupun ukurannya sama dengan hasil pemupukan dan pestisida kimia. Ukuran biji kopi juga lebih besar serta jumlah biji yang kosong juga menurun, ungkap M. Nur".

Selain kopi, saya juga menggunakan pupuk NPK Organik ini pada tanaman cabe rawit dan tomat. Cabe saya tumbuh subur dan banyak tumbuh cabang, bunga dan warna daun lebih hijau. Sedangkan pada tanaman tomat saya bisa meraup keuntungan sekitar 3 juta, yang biasa menggunkan pupuk kimia hanya 1,7 juta. Disini saya bisa menekan kebutuhan pupuk kimia dengan menggunakan pupuk organik cap Rumpun Bambu ini.Saya sangat yakin dengan menggunakan pupuk NPK Organik hasil panen saya akan meningkat. Saya juga menghimbau agar semua masyarakat khususnya petani di Aceh Tengah dan Bener Meriah ini banyak yang menggunakan pupuk NPK Organik Lengkap cap Rumpun Bambu karena selain harganya lebih terjangkau hasil tanaman juga lebih banyak dan menyehatkan karena lebih alami tidak mengandung zat kimia. Terima kasih NPK Organik!!!!.... Semoga pemasarannya cepat meluas diseluruh wilayah aceh".