Pupuk NPK Organik Cap Rumpun Bambu

Pupuk NPK Organik Cap Rumpun Bambu
Produksi KSU Karya Bangsa Berdikari

Sampel Pupuk

Sampel Pupuk
Sampel pupuk kemasan 50 kg

Sampel Pupuk

Sampel Pupuk
Bentuk tabur, Warna hitam kecoklat coklatan

21 November 2009

BERALIH KE PUPUK ORGANIK

Petani Mulai Beralih ke Pupuk Organik

Ditengah kelangkaan dan meroketnya harga pupuk kimia di pasaran, membuat petani di Hulu Sungai Tengah (HST) mulai merubah pola penggunaan pupuk. Ketergantungan dengan pupuk kimia sudah mulai dikurangi dengan menggunakan pukuk organik yang dikenal lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan. Harga pupuk kimia saat ini sudah cukup langka didapatkan petani. Bahkan harganya yang sudah melebihi Harga Eceran Trtinggi (HET) di tingkat pengecer. Sehingga petani makin terpukul dengan kondisi demikian. Lalu ada solusi yang dicanangkan pemerintah guna mengurangi ketergantungan dengan pupuk kimia. Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono telah mencanangkan melalui gerakan ‘Go Organik 2010’. Lalu keluarlah rekomendasi dari Dekopin, Menteri Pertanian, dan Mentri Koperasi. Penggunaan pupuk organic ini dirancang untuk pembangunan dunia pertanian yang berkelanjutan. Di HST, penggunaan pupuk organik mayoritas sudah dilakukan petani. Selain ekonomis, hasil produksi yang didapat juga lebih menjanjikan. Keistimewaan lain dari pupuk organic ini, yakni mampu menjaga struktur tanah sehingga ramah lingkungan dan aman terhadap kesehatan. Kabid Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Perkebunan HST, Basuni, mengakui keunggulan pupuk organic ini. Kebiasaan masyarakat menggunakan pupuk kimia secara bertahap sudah diarahkan menggunakan pupuk organik. Kami sudah sosialisasikan kepada petani, karena pemerintah sudah mulai mencanangkan penggunakan pupuk organic. Di HST, sudah mayoritas petani menggunakan pupuk organik. Saat ini Dinas Pertanian Provinsi Kalsel sudah memiliki produk Treko Dharma di UPT Laboratorium Sungai Raya. Treko Dharma ini merupakan jenis pupuk organic yang dirancang dan diolah guna memenuhi kebutuhan pupuk organik bagi petani. Harga Treko Dharma ini hanya Rp 40.000/liter. Di lahan satu hektar, petani cukup menggunkan enam liter. Sementara kalau kita melihat harga pupuk kimia seperti urea yang notebene disubsidi pemerintah, di tingkat pengecer sudah mencapai harga Rp 80.000/sak isi 50 kg. Padahal HET yang ditetapkan hanya Rp 60.000. Produksi pertanian seperti komoditi padi, jauh lebih meningkat. Sementara harga jenis pupuk ini jauh lebih ekonomis disbanding pupuk kimia. Di HST sudah ada tujuh kecamatan yang menggunakan jenis pupuk cair ini. “Rata-rata produksi yang dihasilkan meningkat drastis, yakni ada mencapai 20 blek/borongan” ujar Basuni. Ditengah petani yang sudah mulai beralih ke pupuk organic ini, setiap produsen pupuk organic diberi kesempatan untuk mempromosikan produknya. Saat ini, kemabl masuk salah satu produsen yang menjualpupuk biologi Agrobost. Pupuk cair yang ditawarkan ini, berdasarkan uji coba tanaman palawija seperti jagung di Kabupaten Tanah Laut, sudah menjukan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Konsultan Agrobost, Ir Cecep Sadikin, menyebutkan, di HST ini pihaknya sudah melakukan uji coba di beberapa demplot. Dan hasilnya cukup menggembirakan, sehingga petani cukup tertarik dengan jenis pupuk organic yang mereka tawarkan.

No comments: