Pupuk organik merupakan salah satu pendukung terwujudnya pertanian organik. Secara umum pertanian organik dibagi menjadi dua, yaitu pertanian organik dalam pengertian sempit dan pengertian luas. Dalam pengertian sempit, pertanian organik merupakan pola pertanian yang bebas dari penggunaan bahan-bahan kimia, mulai dari perlakuan benih, penggunaan pupuk dan pestisida, sampai perlakuan hasil panen. Sementara pertanian organik dalam arti luas adalah kombinasi penggunaan produk organik (seperti pupuk organik dan pestisida nabati) dengan bahan kimia pada batas-batas tertentu.
Dengan demikian pertanian organik dalam arti luas merupakan pendekatan pertanian berkelanjutan berwawasan lingkungan melalui pemupukan berimbang dan penentuan ambang bataspengendalian OPT.
Pembudayaan organik secara murni membutuhkan waktu dan perencanaan jangka panjang. Indonesia saat ini mengarah pada pengertian organika dalam arti luas. Banyak Lembaga Swada Masyarakat (LSM) yang mempromotori hal tersebut. Pemerintahpun telah mencanangkan (GO ORGANIK 2010). Bahkan, sekitar tahun 1990 pernah dibuat keputusan bersama (SKB) antara Departemen Pertanian dan Departemen Kesehatan RI mengenai ambang batas residu hasil pertanian, Instansi bersangkutan berhak melakukan pengambilan contoh (sampel) sewaktu-waktu , baik diswalayan maupun pasar tradisional. Walaupun hal ini dirasa sulit , tetapi perlu juga dipikirkan karena secara tidak langsung banyak segi positielain mengetahui seberapa jauh tingkat penggunaan bahan kimia d alam bercocok tanam oleh petani, konsmenjuga terlindungi.
1. KENDALA PERTANIAN ORGANIK
Beberapa perusahaan pertanian organik murni (organic farming) masih belum bisa berjalan normal. Terkadang hanya jalan dipermukaan selama beberapa tahun, kemudian menghilang karena masih banyaknya kendala dilapangan. Beberapa kendala tersebut dan langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasinya sebagai berikut:
a. Pupuk organik masih sebagai pendamping pupuk kimia
Saat ini fungsi pupuk organik di Indonesia masih sebagai pendamping pupuk kimia karena adanya target produksi (ton/ha). Masih adanya pendapat bahwa tanaman yang hanya dipupuk organik sering mengalami defisiensi unsur hara karena kandungan unsur hara yang diberikan tidak sebanding dengan kebutuhan tanaman ditambah pelepasan unsur haranya lambat. Padahal, efek pemupukan organik pada pertumbuhan tanaman cukup menakjubkan.
Dari hasil yang dilaporkan di Amerika, efek pemberian pupuk organik sebanyak 14 ton tiap tahun pada satuan luas tanah selama delapan tahun masih terasa empat puluh tahun sesudah pemberian pupuk yang terakhir. Hal ini harus menjadi perhatian bahwa ternyata ppuk organik memegang peranan dlam pembentukan zat hara dalam tanah. Untuk saat ini, penggunaan pupuk organik sebagai pendamping pupuk kimia diharapkan sebagai tahap awal yang perlu digalakkan untuk menuju pertanian organik dimasa yang akan datang.
b. Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dianggap mahal
Pengendalian OPT dalam peranian organik harus dilakukan secara hayati, yaitu dengan dengan cara mekanik, musuh alami atau penggunaan bio insektisida. Namun, cara - cara ini selain dianggap mahal, juga belum memberikan hasil memuaskan seperti pada penggunaan pertisida kimia. Untuk itu, sebagai tahap awal menuju pertanian organik adalah pengendalian hama terpadu (PHT) dengan memberlakukan ambang batas ekonomi secara acuan penggunaan pestisida dalam mengendalikan serangan hama/penyakit.
c. Lingkungan areal penanaman yang tidak terisolasi
Penanaman tanaman organik pada lahan yang tidak terisolasi dengan lahan nonorganik (memakai pestisida) akan menjadi sasaran inang hama/penyakit. Untuk itu, diperlukan sosialisasi dan penyampaian informasi yang lebih intensif, baik dalam bentuk penyuluhan ataupun pelatihan kepada pelaku agribisnis akan pentingnya kebersamaan untuk menuju pertanian organik.
d. Hasil produksi lebih sedikit
Hasil produksi pertanian organik masih dibawah rata-rata penggunaan bahan kimia. Selain itu, produk organik biasanya di klaim berpenampilan kurang menarik.
e. Harga produk organik dianggap lebih mahal
Saat ini produk organik masih dianggap produk eksklusif karena haganya lebih relatif mahal, walaupun produk organik menjanjikan kesehatan jangka panjang. Produk organik juga belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga masih ditemukan kesulitan dalam menjual. Untuk mengatasi hal tersebut, deperlukan percontohan-percontohan (demplot) budidaya sistem organik yang efisien dan ekonomis dengan hasil produksi bisa mengimbangi pertanian anorganik. Dengan biaya produksi yang tidak melambung tinggi, tentunya harga produk lebih murah sehinngga dapat dijangkau semua lapisan masyarakat.
f. Penyampaian informasi masih terbatas
Informasi terbaru mengenai perkembangan pertanian organik perlu disebarkan, terutama teknik budidaya dan pengendalian (OPT). Instansi terkait seperti penyuluh lapangan sebagai sumber informasi, penghubung, dan pendamping petani mempunyai potenasi yang cukup besar dalam memberikan gaung. Pendekatan kepada petani harus terus dilakukan, terutama mengenai penggunaan pupuk kimia, yaitu sebaiknya diselingi atau didampingi dengan pupuk organik untuk efisiensi penggunaan pupuk kimia dan menjaga kesuburan tanah.
g. Pengaturan belum ada
Untuk kepentingan umum khususnya konsumen/masyarakat, pemerintah mempunyai wewenang mengatur dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah dampak negatif pemakain sarana produksi dari bahan sintetik (kimia) jangka panjang. Diperlukan usaha peningkatan kesadaran dan pengetian masyarakat serta para perencana dan pengambil kebijakan tentang peranan pupuk organik dalam pertanian yang berkelanjutan. Dengan langkah- langkah tersebut diharapkan sepuluh atau dua puluh tahun mendatang setelah tingkat kesuburan tanah dan lingkungan optimal maka produksi organik dapat dilakukan secara massal dengan skala besar. Dibutuhkan kesabaran dan waktu yang cukup lama untuk mewujudkan pertanian organik. Sebagai contoh, India dan Filipina membutuhkan waktu sekitar 22 tahun pemupukan organikterus menerus paada lahan padi untuk menghasilkan produksi padi yang standar.
2. KELEBIHAN PERTANIAN ORGANIK
Dari data yang pernah dilaporkan beberapa lembaga bahwa pertanian organik memiliki kelebihan atau keuntungan dibandingkan dengan pertanian non organik. Namun demikian, data tersebut masih perlu diteliti dan di uji tingkat keakurasinnya dalam kondisi beragam dan skala yang lebih luas. Beberapa keuntungan tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan OPT
Pemberian pupuk organik menjadikan vogor akar dan batang tanaman lebih kokoh sehingga menurunkan serangan beberapa OPT seperti nematoda bintil akar (Meliodogyne sp). Pada tanaman tomat dan tanaman padi lebih tahan terhadap serangan hama.
b. Meningkatkan aktifitas mikroorganisme antagonis
Pemberian pupuk organik dapat populasi mikroorganisme yang menguntungkan bagi tanaman seperti rhizobium dan mikoriza. Selain itu, juga meningkatkan populasi dan aktifitas mikroorganisme antagonis seperti Trichoderma sp dalam menekan pertumbuhan Ganoderma spm (cendawan akar putih) yang sering menyerang tanaman perkebunan, cendawan akar Phytopthora sp (die back) pada tanaman alpukat.
c. Membantu mencegah erosi
Pemberian pupuk organik membantu menurunkan tingkat erosi pada tanah yang mudah terkikis oleh air dan angin. Penambahan bahan oganik akan merangsang pertumbuhan fungi, bakteri dan aktinomicetes. Mycelium dan eksudatnya menjadikan struktur tanag lebih kompak.
d. Meningkatakan cita rasa
Beras menjadi lebih pulen, singkong lebih terasa gembur dan buah-buahan lebih manis.
e. Menaikkan kandungan gizi
Dari percobaan di New South Wales dan Western, Aurtralia, bahwa pemberian pupuk organik terjadi peningkatan kandungan protein pada tanaman kacang- kacangan hingga 14%.
f. Memperbaiki tekstur buah
Pupuk organik menyebabkan penampakan kulit buah strawberry dan cabai lebih mengkilap.
g. Memperpanjang masa simpan.
Pemberian pupuk organik dapat memperpanjang masa simpan karena buah tidak cepat busuk.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment